Saturday, August 11, 2007

Kamu bau ketek juga

Hari ini aku ketemu orang gak penting yang harus jadi penting makanya jadi penting untuk ngomong bahwa orang ini gak penting. halah!
Soalnya rencanaku jadi berantakan, mesti nyusun ulang dan semua gara - gara ketemu orang gak penting yang tiba - tiba jadi penting itu.
Makanya aku sebel dan aku bilang aku ketemu orang gak penting yang bagiku sama dengan orang bau ketek.

ah, kamu emang bau ketek alias bikin perutku eneg dan mual - mual....

Friday, August 10, 2007

Kopaja ^)%-a

"Ancjj......" begitu serapahku pagi tadi ketika mau berangkat ke kantor.
Bayangin aja, lagi anteng naik bajaj menuju blok M, eh tau - tau ada bis Patas yang penuh sesak menyalip dan meninggalkan kenangan berupa gulungan - gulungan asap hitam tebal.
Aku langsung mencatat kerugian - kerugian yang aku derita, seperti wajah yang jadi kurang bersih dan terpaksa harus dipermak dengan bedak baru setibanya dikantor nanti, baju yang terlihat kurang bersih karena kena asap, rambut dan tubuh yang bau karena asap tersebut, dan yang terpenting: mood yang tiba - tiba turun drastis ke titik nol. Kerugian yang tertinggi adalah, aku jadi kurang bersemangat ngantor . Huuhh.... seribu "seandainya" berdesakan dikepalaku. ya, seandainya aku tadi gak ambil arah sini pasti gak ketemu bis kota sial itu, seandainya aku naik taxi pasti tetep harum, seandainya ...seandainya...seandainya.... huuuhh....

Sampai di Blok M aku mencoba menyemangati diri bahwa aku akan menemukan penghibur untuk kedongkolanku, sehingga mood ku bisa up lagi.
Dengan sabar aku menunggu Kopaja yang biasa aku tumpangi, sengaja aku berdiri diujung terminal supaya bisa duduk, dengan begitu kedongkolanku akan berkurang.
Nah itu dia kopaja kesayanganku meluncur. Kopaja ini banyak fans-nya, terlihat dari banyaknya orang yang ngejar - ngejar dia, saking terbatas armadanya.

Leganya aku mendapatkan tempat duduk favorit: gak terlalu di dalem, gak di depan banget...yang penting gak susah turunnya, dan aman dari tangan - tangan ramah penumpang laki - laki bahkan pencopet sekalipun.
Dengan tenang aku duduk, "seeett" dan mulai menikmati perjalanan diselingi lamunan - lamunan pendek. Sesekali mata melirik tampang - tampang kesel campuran dengan bertanya - tanya "kapan turunnya?" dari mata para penumpang yang bergelayutan. Dalam hati aku bilang, "sapa yang berdiri di barisan bangkuku pasti beruntung karena aku akan segera turun". Kemudian aku melanjutkan lamunan.

Tapiiii......"srrruuuuuuttt....ciiiiiittttt.......sssssssshhhhh" tiba - tiba terdengar. O God, napa ni? Halah......ternyata Kopaja kesayanganku kebanan. Mendadak mood ku yang hampir up langsung merosot tajam dibawah nol. Dengan tampang sengit aku turun bersama penumpang - penumpang lain, dan aku tidak mau sampai tiga kali mengalami dongkol. Dengan mantap ku stop taxi dan meluncur menuju kantor. Nasiiib, pagi - pagi udah udah menanggung sebongkah complain atas ketidakmujuran yang ku terima.