Wednesday, September 12, 2007

it's life, my fiend! -2

seorang wanita muda menggendong bocah lelaki kecil umur setahun-an. perempuan ini ber penampilan kurus, mengenakan celana pendek yang sedang model, kaos lengan pendek dengan kancing depan, kulit "mruntus" (bersisik dan bintik2 nyamuk-an), physically gambaran "orang jalanan" sekali (walaupun dibalut baju yang "fashionable enough").

dengan prakata yang biasa diucapkan pengamen, dia memulai menyanyi dengan memetik gitar kecil khas bawaan pengamen jalanan. dia asyik menyanyi, mata lurus kedepan, dan digendongannya bocah lelaki kecil itu asyik terkantuk-kantuk menetek dan nempel didada ibunya. sambil nyender ke pintu, ibu muda ini terus menyanyi, sementara si anak mulai terlelap dengan mulut nempel di payudara sang ibu.

personally, saya terkesiap dengan pemandangan ini. Entah karena saya lagi sentimentil atau memang baru dua bulanan "mengkonsumsi" angkutan umum, pemandangan itu membuat hati benar-benar teriris (karena "melihat" ketidakberuntungan hidup bocah itu, dan perjuangan ibunya demi bisa tetap "hidup").
saya melihat wajah perempuan itu, mencoba mendalami yang dia rasakan ketika mengamen dengan anak dalam gendongan (entah sengaja untuk menarik ke-iba-an atau memang begitulah hidupnya), menetek-i sambil berjuang demi kelangsungan hidup. malukah dia? cu-x? sengaja, berharap orang2 kasian melihat tampilannya? whatever......

wahai nak, kau gak pernah minta untuk lahir dan besar dengan "environment" seperti yang kau jalani bukan? setelah kau lancar jalan dan bicara, giliranmukah membantu ibu dan dirimu sendiri dengan "meniti karir" dijalur yang sama? tentu bukan pilihan buatmu ya, pasti "enggak banget" kan??
perasaan keibuan dan sebagai perempuan saya membuat saya "mbrabak" (berkaca-kaca) dan gak tahan untuk gak ngasih sedekah ke perempuan muda tersebut.

salahkah saya bersedekah?
menurut para bijak cendekia, gerakan belas kasih jangan ditahan...dan memberi tak perlu menghitung dan menyangka mengapa, buat apa, buat siapa/setor siapa, dst...
saya "terbiasa" memberi disaat hati saya gak nahan oleh gerakan belas kasih (jadi gak selalu memberi kepada setiap para peminta).

"Perda Sutiyoso" terbaru mengenai tindakan terhadap kaum gelandangan, pengamen, pengemis di Jakarta ini patut direnungkan kembali, apakah sudah solve the problem, atau malah salah sama sekali; mengingat dalam UUD 1945 jelas-jelas disebutkan bahwa "Fakir miskin dan rakyat jelata wajib dipelihara oleh negara".

Come on, yang adil dong...
yang make sense dong....
yang bijak dong...
dan...mesti tanggungjawab dong!

No comments: